Idul Adha di Masa Pandemi

Idul Adha di Masa Pandemi

Maryuni Puji R


 

Lantunan takbir sudah terdengar sejak sore selepas adzan Magrib. Malam yang dingin dihangatkan dengan suara takbir. Terus berkumandang sampai pagi. Namun ada rasa ragu di hati, berangkat shlat Id atau tidak. Sambil mengerjakan rutinitas pagi masih ada ragu di hati.

Menjelang pukul tujuh, kumantapkan hati berangkat ke masjid. Pikirku shalat Id hanya setahun sekali. Ada rasa “eman” di hati setelah terlewatkan shalat Idul Fitri kemarin. Pastinya dengan menerapkan aturan pemerintah dengan memakai masker, dan tak bersalaman dulu. Tak seperti tahun-tahun lalu.

Karena sudah siang ku bawa tikar sendiri. Kalau-kalau sudah tak kebagian tempat. Ternyata benar. Tempat yang bertikar sudah habis. Dan kebagian shof nomer dua dari belakang. Eh, masih ada yang dbelakangan.

Sebelum shalat dilaksanakan takmir masjid membacakan siapa-siapa yang berkurban dan pembagiannya. Kurang lebih ada 13 sapi, 1 kerbau, dan 28 kambing. Untuk Rtku kebagian 1 ekor sapi yang akan disembelih setelah shalat Id.

Takbir dikumandangkan lagi. Kyai Haji Mushonet mengingatkan tentang hukum shalat Id, niat shalat Id, dan bacaan sunat disela-sela takbir. Takbir lagi. Karena sudah waktunya shalat Id dilaksanakan. Dengan imam Kyai Haji Muslim. Sedangkan yang khutbah Kyai Haji Mushonet.

Hikmat sekali suasana saat mendengarkan khutbah, sangat menarik. Beberpa hikmah yang bisa diambil dari khutbah Id tahun 1441 H/ 2020:

1.      Ikhlas.

2.      Mendekatkan diri kepada Allah.

3.      Contohlah keharmonisan Nabi Ibrahim, as.

4.      Kepatuhan pada Allah.

Demikian yang dapat saya tangkap dari hikmah dari khutbah tadi. Semoga bermanfaat untuk dirisaya sendiri juga pada pembaca.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WA SARANA BELAJAR SISWA