MENULIS BUKU YANG DITERIMA PENERBIT

MENULIS BUKU YANG DITERIMA PENERBIT

Oleh : Maryuni Puji Rahayu

Minggu ini kuliah online bersama Om Jay Tentang Proses Penerbitan Buku. Pada malam ini yang menjadi moderator adalah Ibu Aam karena Ibu Fatiimah dari Aceh sedang sakit. Dengan narasumber yang hebat beliau Bapak Joko Irawan Mumpuni. Kita akan diberi banyak hal mengenai penerbitan buku. Pemaparan kali ini dengan metode menampilkan slide satu persatu kemudian dijelaskan dengan vois not. Mengapa demikian? Dengan alasan agar kita dapat belajar menulis, tidak hanya copi paste. Materi akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit). Paparan ke dua tentang Menulis Buku Ajaran. Ke tiga Teknis Menulis Buku.

Profil Narasumber

Sebelum memasuki materi, terlebih dahulu penulis sampaikan profil singkat narasumber. Beliau bernama Bapak Joko Irawan Mumpuni. Menjabat sebagai Direktur Penerbitan, Penerbit ANDI, sekaligus sebagai Ketua 1 IKAPI DIY. Beliau seorang penulis bersertifikat BNSP juga sebagai Asesor BNSP. Nomor HP/WA yang dapat dihubungi 081 2273 9971. Media sosial lainnya jmumpuni@gmail.com , FB jokomumpuni@gmail.com , Twitter @jokomumpuni

Guru sebagai akademisi / penedidik selayaknya bisa menerbitkan buku atau mempublikasikan buku/tulisan. Kalau hanya menulis, semua orang bisa menulis yang ujung-ujungnya tidak diterbitkan. Banyak hal yang menjadi motivasi seorang guru dalam menerbitkan buku, anara lain :

a.       Berorientasi pada profit. Ingin royalti yang besar.

b.      Nirlaba (CSR/pengabdian)

c.       Branding/Promosi. Agar diangkat menjadi ketua, agar menang dalam pilkada dan lain-lain.

d.      Memenuhi regulasi/Akreditasi. Untuk kenaikan pangkat kalau bagi guru.

Gambar di atas berkaitan dengan dunia tulis menulis. Tangga pertama, saya tiak mau menulis. Ini tidak mungkin bagi anggota grop WAG, karena kalau tidak mau menulis pasti tidak masuk grup ini. Pada tangga ke dua, saya tidak bisa menulis. Ini bohong. Karena kita semua pernah kuliah, berarti sudah terampil menulis. Terbukti sudah membuat skripsi. Pertanyaannya, mengapa tidak berkembang? Jawabannya karena malas. Terus naik sampai pada tangga teratas yang akhirnya saya akan menulis untuk dijadikan buku untuk diterbitkan. Tentunya harus dengan bekal  kerja keras, semangat, keuletan, kesabaran serta konsisten dalam menulis yang sangat besar.

Indutri Buku

Berbicara mengenai Ekosistem Penerbitan Buku industri penerbitan merujuk pada sisi ekonomi. Sedangkan ekonomi ujungnya uang. Artinya , penerbit adalah perusahaan profetebel yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup , untuk semua karyawan. Jadi penerbit tidak akan mungkin sembarangan untuk menerbitkan buku. Yang tak yakin mendatangkan keuntungan.

Secara ringkas ekosistem penerbitan buku terdiri dari 4 stik holder. Yakni penerbit, penyalur, pembaca dan penulis. Posisi pembaca dalam istilah industri sebagai pembeli/pasar. Sedangkan pelaku industrinya adalah penerbit, penyalur/distributor, dan penulis.

Mengenai pembagian keuntungan suatu buku, prosentase penulis mendapatkan 10%, penerbit 2-3% sisanya penyalur/toko. Penerbit bisa berjalan terus karena banyak buku yang diterbitkan jadi 2-3%nya kali banyak buku.

 

Penghambat Pertumbuhan Industri Penerbitan

Literasi di Indonesia masih ertingga jauh dibandingkan dengan negara lain. Banyak faktor yang menjadi penghambat, anatra lain minat baca yang kurang. Membaca belum membudaya, masih senang ngobrol. Dari segi buku bacaan, kurangnya buku bacaan. Serta kwalitas membaca yang masih rendah. Minat menulis sangat rendah. Masih banyak yang lebih suka berbicara/ngomong. Maka akan sulit mengkalimatkan/menuliskan. Kemudian ada anggapan yang salah mengenai dunia penulisan dan penerbitan. Dari apresiasi terhadap hak cipta sangat kurang. Terbukti dengan banyaknya buku yang hanya di copi, buku elektronik yang tanpa ijin, dibajak. Ini semua akan merugikan bagi penulis dan penerbit.

Proses Naskah Menjadi Buku

Direktur Penenerbitan Andi ini menjelaskan tentang proses sebuah naskah bisa diterbitkan menjadi buku. Dapat digambarkan secara singkat dimulai dari penulis mengirimkan naskah kemudian dinilai/evaluasi. Jika diterima, penulis diberi Surat Pemberitahuan dan diminta Softcopy, dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Penerbitan. Kemudian dicetak satu buku sebagai sampel yang diberikan kepada penulis. Dilanjutka mencetak secara banyak dan didistribusikan sampai ke toko-toko buku hingga penulis mendapatkan royalti. Jika sebuah naskah yang dikirimkan ke penerbit ditolak, penulis akan diberitahu dengan diberi Surat Pemberitahuan serta naskah dikembalikan. Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada dua slide berikut :


         

Editing dan Seting

Dalam proses penerbitan buku ada proses editing dan seting. Penerbit tak pernah menolak dengan alasan karena editorial yang buruk, titik koma yang salah. Karena penerbit punya banyak editor yang ahli bahasa. Sejelek apa pun akan diedit editor/tim pengedi agar enah di baca. Sering kali sebuah judul yang diusulkan penulis dimodifikasi penerbit, supaya laku. Kadang ada yang membuat judul sembarangan. Judul terlalu formal, padahal judul yang menarik ,membangkitkan minat baca pembeli. Buku di toko dibungkus plastik, tidak bisa dibuka sembarangan. Maka pemberian judul yang menarik sangatlah penting.

Setelah buku terbit ada beberapa hal yang didapatkan oleh penulis, antara lain :

1.      Kepuasan.

Buku yang sudah terbit bagi sebagian orang bisa mendatangkan kepuasan batin. Buku sebagai karya monumental yang dikenang sepanjang masa. Oleh anak cucu bahkan oleh orang sedunia

2.      Reputasi

Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

3.      Peningkatan karier.

Bagi ASN yang ingin naik jabatan buku bisa mendapat nilai yang berguna dalam peningkatan jabatan. Bagi sebagian orang bisa sebagai peluang karier di industri atau perusahaan.

4.      Uang (Peningkatan Finansial). Bisa berupa royalti, dickon pembelian langsung. Serta dipanggil sebagai narasumber/pengajar di seminar-seminar.

Empat hal di atas bisa diterima/dirasakan oleh penulis jika buku diterima penerbit dan diterbitkan . Jika ditolak, ya tidak mendapat apa-apa. Maka dari itu pesan dari Pak Joko, menulislah buku yang diterima dan diterbitkan oleh penerbit.  Penilain di penerbit untuk menentukan buku diterima dan diterbitkan, poin yg palin besar adalah peluang pasar yakni sebesar 50%. Keilmuan hanya 30%, editor 10%, dan reputasi penulis 10%. Tapi kadang-kadang reputasi bisa berpeluang menjadi 100%. Jika penulisnya terkenal. Maka dari itu terkadang penerbit menolak naskah bukan karena urusan bahasa namun cenderung karena urusan pasar.

Naskah yang Diterbitkan Penerbit

Nah bagaimanakah naskah yang layak diterbikan? Menurut narasumber ada empat jenis naskah, yakni :

1.      Tema populer, penulis populer. Naskah yang demikian pasti dicetak.

2.      Tema pupuler, penulis tak populer. Ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema yang populer meskipun penulis belum populer.

3.      Tema tidak populer, penulis populer. Model seperti ini bisa diterbitkan karena melihat penulisnya yang sudah terkenal.

4.      Tema tak populer, penulis tak populer. Naskah yang ini tidak akan dicetak.

Penulis juga harus pandai memilih penerbit, ciri-ciri penerbit yang baik antara lain :

1.      Memiliki visi dan misi yang jelas.

2.      Memiliki bussines core lini produk tertentu.

3.      Pengalaman penerbit.

4.      Jaringan pemasaran.

5.      Memiliki percetakan sendiri.

6.      Keberanian mencetak jumlah eksemplar.

7.      Kejujuran dalam pembayan royalti.

Oplah adalah jumlah buku yang dicetak oleh penerbit. Sedikit banyaknya oplah, penerbit mempunyai rumus tersendiri. Rumus menentukan oplah ada 4, yakni :

1.      Market lebar dan lifecycle panjang. Rumus ini paling disukai penerbit. Dijual kapanpun bisa, misalnya kamus, ensiklopedi.

2.      Market lebar dan lifecycle pendek. Rumus ini cocok bagi penulis pemula. Cari tema-tema panjang. Liifecycle pendek karena perkembangan teknologi dan sosial. Misalnya buku microsof word 16, tiba-tiba tak laku.

3.      Market sempit dan lifecyle panjang. Artinya meskipun buku berumur sekian tahun, tak diperbahariu masih tetap laku contoh buku-buku matematika, fisika , kimia, anatomi. Maka buku-buku yang seperti ini royalti bisa sampai anak cucu. Karena royalti harus diwariskan

4.      Market sempit dan lifecyle pendek. Misal kejadian suatu tertentu, kejadian tsunami Aceh dan lain-lain.

Banyak gaya selingkung di dunia ini. Penerbit ANDI menggunakan semua gaya selingkung yang digunakan penulis. Gaya selingkung adalah gaya pengutipan, gaya struktur penulisan. Yang sebaiknya ditulis secara konsisten. Macam-macam cara pengutipan American LanguageAssosiation (ALA), Michigan Language Association (MLA), Chicago Manual Style (CMS), American Psychology Association (APA), Vancouver Style, Harvard Style.

Jenis-jenis Penulis

Penulis yang idialis adalah penulis yang tak membutuhkan uang, hanya untuk peninggalan anak cucu. Ini biasanya para guru besar, orang-orang kaya. Sedangkan penulis yang industrialais adalah penulis yang membutuhlan uang. Idealnya adalah gabungan keduanya yaitu penulis yang idialis dan industrialis. Mementingkan mutu juga produktif. Ada empat jenis penulis menurut pemaparan Bapak Joko :

1.      Idialis dan industrialis

2.      Idialis dan tidak industrialis

3.      Tidak idialis dan industrialis.

4.      Tidak idialis dan tidak industrialis.

Bagi penerbit tidak memandang reputasi penulis namun yang diutamakan adalah barangnya laku atau tidak. Maka sebagai penulis, menulislah buku yang digunakan banyak orang/yang laku. Maka sudah tepat jika kita menulis buku informatika. Karena siswa SD, SMP banyak. Tidak harus menulis yang keilmunya tinggi yang belum tentu diterima pasar. Berikut level materi dan lebar pasar :

1.      Beginner > Jumlah konsumen besar dan jumlah penulis juga besar.

2.      Intermediate >Jumlah konsumen sedang/menengah dan jumlah konsumen sedang/menengah.

3.      Advence >jumlah konsumen sedikit dan jumlah penulis sedikit.

Karja sama yang baik anatara penerbit dan penulis sangat penting untuk waktu penerbitan buku. Namun biasanya yang diterbitkan lebih dahulu, buku yang akan dipakai lebih dahulu. Bukan naskah yang antriannya lebih dahulu.

Di akhir pemaparannya Bapak Joko Irawan Mumpuni memberikan pesan. Pertama diambil dari ulama besar Al Ghazali, "Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah”. Yang ke dua, “katakan pada Dilan yang berat itu bukan rasa RINDU, tetapi menulis BUKU. Biarkan aku saja yang menanggungnya”.

Demikian yang dapat penulis ringkas dari materi tentang Writing Preneurship (Menulis Buku yang Diterima Penerbit). Semoga kita tahu seluk beluk penerbitan buku dan termotivasi untuk terus menulis yang diterima penerbit hingga diterbitkan.


Komentar

  1. Keren Bu resumenya lengkap

    BalasHapus
  2. Semangat utk menghasilkan karya bun...

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih...salam balik..wa'alaikumsalam ww

      Hapus
  4. Bagus sekali resumenya. Saya mah ..belum setor resume yg ini

    BalasHapus
  5. Mantap ..inspirasi ..sukses selalu

    BalasHapus
  6. rapi dan lengkap..enak tuk dibaca

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WA SARANA BELAJAR SISWA