LANGKAH-LANGAH MENULIS BUKU DENGAN TOJTRP

Oleh : Maryuni Puji R, S.Pd.SD


Senin, 20 Juli 2020 kembali menyimak paparan dari narasumber yang keren. Beliau bernama Bapak Akbar Faisal. Kami disuguhkan sebuah vidio tentang langkah-langkah menulis buku. Penulis terpesona dengan suara dan gestur tubuh saat membawakan materi. Ada Enam langkah yang sudah diringkas menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit. Sebelum panjang lebar mari kita simak profil beliau.

Profil Narasumber

Nama Akbar Zainudin. Pekerjaan penulis buku Man Jadda Wajada. Pekerjaan mengajar tak ada lembaga namun mengajar di berbagai lembaga sebagai trainer. Terkadang mengajar di pesantren, sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan swasta.

Materi yang dikuasai seputar motovasi; motivasi belajar, menulis, bekerja, mengajar, berwirausaha, dan motivasi hidup. Dari buku Man Jadda Wajada bisa berkeliling ke 33 provinsi di Indonesia. Yg blm papua. Berhasil menulis 13 buku.

Huruf  Ajaib

1.      T = TEMA

Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku-buku Pak Anwar, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya.

Ada pertanyaan, bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?

2.      O = UTLINE atau DAFTAR ISI.

Manfaat outline:

  1. Agar tulisan kita terarah.
  2. Bisa buat jadwal dan target.
  3.  Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
  4. Agar bukunya selesai.

Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit buku bisa selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.

Untuk buku non fiksi

1.      Gunakan prinsip dasar 5W DAN 1F

WHAT terkait denngan pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.

WHY adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manfaatnya apa.

HOW berbicara tentang bagaimana, tips andtrck, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.

Untuk 2W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.

CONTOH

Tema : Santri dan Menulis

WHAT

1.      Santri dan keterampilan menulis.

2.      Keterampilan apa saja  yang dibutuhkan agar bisa menulis.

3.      Para ulama dan karya mereka dari masa lamapau.

4.      Dan seterusnya.

MENGAPA?

1.      Mengapa santri harus menulis

2.      Tujuan menulis

3.      Tantanngan apa santri harus menulis

4.      Dan seterusnya

HOW?

1.      Bagaimana cara menulis?

2.      Bagaimana membangun disiplin menulis?

3.      Tips dan triks menjadi penulis

4.      Dan seterusnya

 

CARA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?

1.      WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya. Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita. Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.

2.      Karakter. Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.

3.      Plot atau Alur Cerita. Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya.

4.      Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.

Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya beliau menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi.

Outline tidak harus namun bagi Pak Anwar outline ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.

CONTOH OUTLINE"Man Jadda Wajada".Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.

5W dan 1H

Biasanya beliau mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:

  1.  Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
  2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
  3.  Apa tujuan hidup seseorang?
  4.  Mengapa orang harus berubah?
  5.  Darimana perubahan itu bisa dimulai?
  6.  Apa saja yang harus diubah?

Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.

Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:

  1. Apa itu sukses?
  2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
  3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
  4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.

Ketiga How.

  1. Ini tentang bagaimana, srtategui, langkah-langkah, tips, dan trik, dan juga action. Pejabarannya :
  2.  Bagaimana bermimpi besar?
  3. Bagaimana membuat rencana (action plan)
  4. Bagaimana berani memulai.
  5. Menjadi kreatif.
  6. Membangun momentum berubah.
  7. Kapan harus memulai?



Masih Tentang Outline

Buku lain yang ingin saya bedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA. Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.

Dimulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.

  1. Apa itu sukses.
  2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
  3.  Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
  4. Sukses itu apa menurut pesantren?
  5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
  6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?

Dari poin-poin itu dijabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu dituliskan satu per satu, maka jadilah buku “ Ketika Sukses Berawal dari Pesantren” sudah terjual 25.000 eksemplar di seluruh Indonesia.


CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB

Satu lagi, buku Pak Anwar yang dikhususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada kita semua.

Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika kita serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin kita akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!

"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris. Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian :

  1. Sikap mental
  2. Motif menulis
  3. Mencari ide
  4. Apa yang ditulis
  5. Bagaimana menulis
  6. Mengenal pembaca
  7. Mengenal penerbit

Dari poin-poin tersebut dikembangkan menjadi daftar isi. Karena itulah, buku UKTUB lengkap sekali. Kita tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah menjadi penulis buku.Ini buku khusus bagi para calon penulis dan para penulis.

3.      J = Jadwal

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

Cara Membuat Jadwal:

1.      Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan.

2.      Isi Nomer.

3.      Isi Judul Artikel.

4.      Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis.

5.      Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.

6.      Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.

Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri. Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah kita kapan selesai.

4.       T = Tuliskan.

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5.       R = REVISI.

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.

Hal-hal yang direvisi: 

  1.   Data dan informasi yang kurang.
  2. Tata Bahasa
  3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
  4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

6.     P = Penerbit.

Kirim ke penerbit. Yang menjadi pertimbangan pertama penerbit adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya.

Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.

Cara mengirim naskah:

1.      Naskah harus sudah jadi.

2.      Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Waktu kita ada jawaban diterima atau tidak buku kita dari penerbit sekitar 3 bulan.

Demikian yang dapat saya tulis. Terima kasih Om Jay, Pak Akbar, Bu Aam dan semua yang teribat dalam kuliah online ini. Semoga bermanfaat.

 

Profil Penulis


Nama               : Maryuni PR, S.Pd.SD

Instansi            : SDN Rowodadi, Grabag, Purworejo, Jawa Tengah

Blog                : maryunipujipr73

e-mail              : maryunipuji11@gmail.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WA SARANA BELAJAR SISWA